Dapatkan informasi secara realtime dengan mengikuti kami di Blogger   or Google News

Hysterosalpingography (HSG)

Hysterosalpingography (HSG) adalah prosedur radiologi yang digunakan untuk memeriksa saluran tuba falopi dan rahim pada wanita.
Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

Hysterosalpingography

Pengertian HSG

Hysterosalpingography (HSG) adalah prosedur radiologi yang digunakan untuk memeriksa saluran tuba falopi dan rahim pada wanita. HSG dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan reproduksi atau mencari penyebab infertilitas.

Selama prosedur, agen kontras dimasukkan ke dalam rahim melalui serviks, kemudian sinar-X diambil untuk membentuk gambar saluran tuba falopi dan rahim yang diisi dengan cairan kontras.

Tujuan

  • Untuk mengevaluasi kesehatan rahim dan saluran tuba falopi.
  • Untuk mengetahui penyebab infertilitas atau kelainan menstruasi.
  • Untuk menentukan jenis pengobatan yang sesuai bagi wanita yang mengalami infertilitas atau kelainan menstruasi.

Manfaat

  • Mendiagnosis penyebab infertilitas
  • Mengetahui keberadaan anomali rahim
  • Memprediksi keberhasilan fertilisasi in vitro (IVF)
  • Menentukan keberhasilan operasi (pengangkatan polip atau pembalikan sterilitas)
  • Pemeriksaan rutin (wanita dengan riwayat kehamilan ektopik atau infertilitas)

Indikasi Pemeriksaan

  • Infertilitas
  • Keguguran berulang
  • Pendarahan rahim
  • Endometriosis
  • Evaluasi pasca operasi
  • Kontrasepsi

Kontraindikasi Pemeriksaan

  • Kehamilan
  • Infeksi aktif
  • Alergi terhadap bahan kontras
  • Peradangan panggul
  • Kelainan pada serviks atau rahim
  • Riwayat penyakit ginekologi atau operasi panggul

Anatomi Reproduksi Wanita

anatomi wanita

Fungsi Ovarium

  • Produksi sel telur (ovum)
  • Produksi hormon seksual wanita
  • Mempertahankan kesehatan tulang
  • Menjaga kesehatan organ reproduksi
  • Mempengaruhi sifat dan perilaku .

Fungsi Tuba Falopi

  • Transportasi sel telur dari ovarium ke rahim
  • Tempat terjadinya pembuahan
  • Tempat awal perkembangan zigot.

hsg

Indikasi

  • Infertilitas
  • Keguguran berulang
  • Pendarahan rahim
  • Endometriosis Evaluasi pasca operasi
  • Kontrasepsi

Kontraindikasi

  • Kehamilan
  • Infeksi aktif
  • Alergi terhadap bahan kontras
  • Peradangan panggul
  • Kelainan pada serviks atau rahim
  • Riwayat penyakit ginekologi atau operasi panggul

Fase pada Siklus Menstruasi

Fase menstruasi

Fase ini dimulai pada hari pertama menstruasi dan berlangsung selama 3-7 hari. Pada fase ini, lapisan dalam rahim (endometrium) terlepas dan dikeluarkan bersamaan dengan darah melalui vagina.

Fase folikuler

Fase ini dimulai setelah menstruasi dan berlangsung selama sekitar 10-14 hari. Pada fase ini, hormon folikel-stimulasi (FSH) yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis merangsang pertumbuhan beberapa folikel di dalam ovarium. Setiap folikel mengandung sel telur dan bila hanya satu folikel yang matang, maka folikel itu akan melepaskan sel telur dalam proses ovulasi.

Ovulasi

Ovulasi adalah saat sel telur matang yang dilepaskan dari folikel ovarium. Pada fase ini, kadar hormon luteinizing (LH) meningkat drastis, yang menyebabkan folikel pecah dan melepaskan sel telur ke dalam tuba falopi. Fase ovulasi berlangsung sekitar 24-48 jam.

Fase luteal

Fase ini dimulai setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Pada fase ini, tubuh mempersiapkan diri untuk kehamilan. Jika sel telur tidak dibuahi, kadar hormon progesteron dan estrogen menurun, dan lapisan endometrium rahim terlepas dalam proses menstruasi pada fase berikutnya. Jika sel telur dibuahi, maka kehamilan akan terjadi dan perkembangan embrio akan dimulai.

Siklus menstruasi setiap wanita bisa berbeda-beda, namun secara umum fase menstruasi memiliki rentang waktu 21-35 hari dengan durasi menstruasi 3-7 hari. Pemahaman mengenai fase-fase siklus menstruasi sangat penting bagi wanita untuk memantau kesehatan reproduksi dan membantu menentukan waktu yang tepat dalam hubungan seksual, baik untuk kehamilan atau pencegahan kehamilan.

Fase Yang Aman Untuk Hsg

HSG biasanya dilakukan pada hari ke 6-12 dari siklus menstruasi, yaitu pada fase folikuler

Sebelum menjalani HSG, pasien harus melakukan beberapa persiapan, antara lain:

  • Memeriksa alergi terhadap bahan kontras atau bahan obat lainnya
  • Tidak melakukan hubungan seksual selama 24 jam sebelum pemeriksaan
  • Memberitahu dokter jika sedang hamil atau ada kemungkinan hamil

Persiapan Alat

  • Tabung sinar-X
  • Peralatan injeksi
  • Peralatan bantu
  • Peralatan sterilisasi
  • Peralatan pendukung

Kontras yang digunakan

Kontras berbahan iodine yang water solubel

Prosedur

  • Setelah pasien diposisikan lithotomi, daerah vagina dibersihkan dengan desinfektan. Diberikan juga obat antiseptic pada daerah cervix
  • Speculum digunakan untuk membuka vagina dan memudahkan cateter masuk. Bagian dalam vagina dibersihkan dengan betadine. Kemudian sonde uteri dimasukkan untuk mengukur kedalamn serta arah uteri
  • Spluit yang telah terisi media kontras dipasang pada salah satu ujung kateter. Sebelumnya kateter diisi terlebih dahulu degan media kontras sampai lumen kateter penuh
  • Dengan bantuan long forceps, kateter dimasukkan prlahan ke ostium uteri externa
  • Balon kateter diisi dengan air steril kira-kira 3 ml sampai balon ini harus terkait erat pada canalis cervicalis, kemudian speculum dilepas
  • Pasien diposisikan di tengah meja pemeriksaan dan mulai disuntikkan media kontras jumlahnya sekitar 6 ml atau lebih
  • Media kontras akan mengisi uterus dan tuba falopi, atur proyeksi yang akan dilakukan serta ambil spot film radiografinya.
  • Balon dikempiskan dan cateter dapat ditarik secara perlahan
  • Daerah vagina dibersihkan

Proyeksi pada HSG

  • Plain foto
  • Proyeksi AP
  • Proyeksi Lateral
  • Proyeksi Obliq

1. Plain foto

hsg

2. Proyeksi AP

Post Kontras : 5 cc AP

Post Miksi/ Post Void.

hsg

Proyeksi AP adalah proyeksi standar yang paling sering dilakukan pada pemeriksaan HSG. Pada proyeksi ini, pasien berbaring telentang di meja pemeriksaan dengan kaki dibengkokkan. Kontras kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim melalui serviks menggunakan kateter. Setelah itu, gambar rontgen diambil saat kontras mengisi rongga rahim dan saluran tuba. Pada proyeksi AP, gambar yang dihasilkan menunjukkan rahim dan saluran tuba dari sisi depan ke belakang.

Proyeksi lateral

Proyeksi lateral dapat dilakukan sebagai tambahan pada proyeksi AP, terutama jika terdapat kelainan atau kecurigaan adanya sumbatan di dalam saluran tuba.

Pada proyeksi lateral, pasien berbaring miring di sisi kiri atau kanan dengan sisi yang tidak diperiksa menghadap ke atas.

Kontras kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim melalui serviks menggunakan kateter.

Setelah itu, gambar rontgen diambil saat kontras mengisi rongga rahim dan saluran tuba. Pada proyeksi lateral, gambar yang dihasilkan menunjukkan rahim dan saluran tuba dari sisi kiri atau kanan.

Proyeksi Obliq

Post kontras :3-5 cc Left Obliq

hsg

Post kontras :3-5 cc Right Obliq

hsg

Berikut ini adalah beberapa kriteria radiografi normal pada HSG:

  • Tuba fallopii tampak transparan dan tidak mengalami obstruksi.
  • Lumen tuba fallopii terlihat membesar setelah kontras media disuntikkan.
  • Kontras media mengalir dengan bebas melalui tuba fallopii dan mencapai peritoneal cavity.
  • Tidak ada deformitas atau penyempitan pada tuba fallopii. Uterus tampak normal dan tidak mengalami kelainan seperti septum atau adanya polip.
  • Tidak ada kebocoran kontras media ke rongga perut atau daerah lainnya.

Kriteria radiograf

  • Tuba fallopii tampak transparan dan tidak mengalami obstruksi.
  • Lumen tuba fallopii terlihat membesar setelah kontras media disuntikkan.
  • Kontras media mengalir dengan bebas melalui tuba fallopii dan mencapai peritoneal cavity.
  • Tidak ada deformitas atau penyempitan pada tuba fallopii.
  • Uterus tampak normal dan tidak mengalami kelainan seperti septum atau adanya polip.
  • Tidak ada kebocoran kontras media ke rongga perut atau daerah lainnya

Evaluasi Radiografi HSG

  • Tuba Fallopii: Kontras media harus mencapai ujung saluran tuba fallopii dan tidak ada obstruksi atau penyempitan pada saluran tersebut.
  • Uterus: Ukuran, bentuk, dan posisi uterus harus normal dan tidak adanya kelainan seperti septum atau adanya polip. 
  • Ostium: Ostium saluran tuba fallopii harus terbuka dan lebar.
  • Pelvis dan rongga perut: Tidak ada kebocoran kontras media ke rongga perut atau daerah lainnya.
  • Filling defects: Tidak ada filling defects atau bayangan yang menunjukkan adanya kebocoran pada saluran tuba fallopii.

Preview PPT

Related Posts

Baca juga :

About the Author

Selanjutnya kalian mau di buatkan artikel tentang apalagi? Tuliskan pada kolom komentar.

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.